Gadis Lugu Liar Galak

"TEMAN YANG BAIK"



"TEMAN YANG BAIK"

0Waktu itu, Chu Sihan pernah melihat ke lokasi. Akan tetapi kasus ini diselesaikan dengan cepat. Sepertinya kusir delman itu mengganti rugi pada pihak keluarga korban beberapa puluh tael perak. Oleh sebab itu, kasus ini pun dianggap selesai.     
0

Korban hanya seorang warga desa biasa. Bukan orang penting. Maka dari itu, kasus ini pun dilupakan oleh warga dengan cepat.     

'Lu Sheng, kenapa kamu tiba-tiba mengungkit kasus ini?'     

"Kebetulan hantu yang tadi aku panggil adalah korban kasus tersebut." Saat Lu Sheng mengatakan hal ini, Shi Yi dan Yun Ting, dan Chu Yun yang sedang mengendarai delman pun merinding.     

Chu Sihan menanggapi, "Pantas saja."     

"Be, benarkah?" Shi Yi bertanya dengan gemetaran.     

Lu Sheng melihat mereka sambil tersenyum manis, "Kalau kalian mau lihat, aku bisa memperlihatkan roh korban itu pada kalian."     

Shi Yi dan Yun Ting memandang satu sama lain. Kemudian, mereka menganggukkan kepala ke arah Lu Sheng.     

Lu Sheng menyuruh mereka berdua memejamkan mata. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah kertas hu dan membaca mantra. Selanjutnya, dia menyapu kertas hu yang terbakar sendiri di hadapan mata keduanya. Lalu, Lu Sheng melepaskan Da Niu dari kertas hu. Setelah itu, dia berkata pada mereka berdua, "Kalian sudah boleh membuka mata."     

Saat Shi Yi dan Yun Ting membuka mata, mereka pun terkejut dengan munculnya seseorang di dalam delman.     

Sebelum meninggal Da Niu adalah orang yang baik. Walaupun setelah meninggal, dia memiliki dendam, dia juga tidak akan menyakiti orang dengan sembarangan.     

Yang membuat Lu Sheng merasa aneh adalah ketika Da Niu melihat Chu Sihan. Dia malah ketakutan hingga berjalan mundur ke pojok delman.     

Tindakan Da Niu mengingatkan Lu Sheng pada saat membukakan mata ketiga Chu Sihan. Hantu-hantu itu juga secara otomatis berbaris dengan rapi tanpa perintahnya.     

Jangan-jangan karena aura keadilan Chu Sihan terlalu kuat. Jadi hantu pun takut padanya?     

Pada saat Lu Sheng tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba suara "Brak!" terdengar di telinganya, sepertinya ada sesuatu yang berat yang jatuh.     

Lu Sheng menolehkan kepalanya dengan penasaran. Lu Sheng melihat Shi Yi sudah memejamkan matanya dan berbaring di samping kaki Yun Ting dan Chu Sihan. Ternyata Shi Yi pingsan.     

Sudut bibir Lu Sheng berkedut, "Apa dia... baik-baik saja?" Jangan-jangan dia mati ketakutan?     

Chu Sihan membungkukkan badannya dan mengecek nafas Shi Yi dengan jarinya, "Ya, belum mati." Lalu, dia pun melipat kedua tangannya di depan, memejam kedua matanya dan istirahat.     

Setelah itu, Lu Sheng melihat ke arah Yun Ting. Lu Sheng menemukan Yun Ting sedang melihat Da Niu dengan penuh penasaran dan terkejut. Sepertinya Yun Ting memiliki niat untuk menyelidiki Da Niu dengan teliti.     

Lu Sheng takut roh Da Niu akan ditakuti oleh Yun Ting dan Chu Sihan, maka ia pun segera menyimpan Da Niu kembali ke dalam kertas hu.     

Yun Ting kembali duduk tegak dengan tidak puas, "Ternyata memang ada hantu."     

"Eh?" Yun Ting sepertinya baru menyadari bahwa Shi Yi pingsan di samping kakinya. Dia pun menendang badannya dan dengan wajah tak berekspresi dia berkata, "Saudara Shi, kamu tidak mati, kan?"     

Lu Sheng terdiam... Kalau dirinya adalah Shi Yi. Dia pasti akan memutuskan persahabatan ini.      

Sungguh "teman yang baik".     

"Lantai papan lumayan dingin, atau sebaiknya kita angkat Tuan Shi naik terlebih dahulu?" usul Lu Sheng.     

Namun, di luar dugaan Lu Sheng, Chu Sihan dan Yun Ting seolah tidak mendengar suaranya. Mereka tetap duduk manis dan tidak bergerak.     

Lu Sheng mencibir. Kemudian dia pun membungkukkan badannya. Dia ingin mengangkat Shi Yi. Sementara, Chu Sihan yang tadinya masih beristirahat tiba-tiba membuka matanya dan dengan cepat menarik Shi Yi dari lantai, sebelum Lu Sheng mengangkatnya.     

Tangan Lu Sheng berhenti di udara. Kemudian dia pun menarik kembali tangannya secara perlahan.     

Mungkin karena Chu Sihan terlalu kasar, Shi Yi pun mulai bergerak dan membuka kedua matanya dengan pelan.     

"Tuan Shi, Anda baik-baik saja?" Lu Sheng bertanya dengan khawatir.     

Shi Yi mengedipkan matanya beberapa kali ke arah Lu Sheng. Lalu, dia sepertinya teringat sesuatu, maka dia pun menolehkan kepalanya ke pojok delman dengan kaku. Shi Yi melihat tidak ada apa pun di sana. Dia pun menghelakan nafas lega.     

"Nona Lu, jangan-jangan ke depannya aku akan sering melihat barang itu?" Shi Yi bertanya dengan nada kecil.     

"Tidak, kamu tidak memiliki mata ketiga." Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.     

"Syukurlah! Syukurlah!" Shi Yi sudah tidak mau lagi melihat barang itu, karena mengerikan sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.